Sudah dua hari ini, aku dijungkirbalikkan oleh sebuah fakta. Pasalnya, untuk sebuah halaman yang kucinta ini, aku kehabisan ide.
Kemarin pagi. “Nulis apa ya pagi ini?”, Belum jua nemu-nemu yang namanya ide, aku pergi “main”. Siang pun terlewatkan dengan “permainan” lain, hingga tibalah malam hari.
Gawat! Masih seperti sebelumnya. Biar malam, kepala (apa otak ya?) ini saya masih saja “buntu”. Lagi-lagi, muncul pertanyaan “nulis apa ya saya untuk kompasiana?”
Seperti yang disarankan oleh beberapa kawan kompasianer, saya geser-geser kursor di dashboard, yang nampak masih getol menulis dalam daftar kawan saya adalah pak Johan, bung Michael, mas Raja, pak Dosen Armand, mas Nova, mas Murwat….wah mereka lagi “tune in” apa “tune up” ya, gila...banter banget nulisnya….?
Saya pergi ke halaman muka, saya simak dan perhatikan baik-baik kelimpahan judul di sana. Seperti ada kekuatan/energy yang menggerakkan masing-masing judul. Energy apa dan energy siapa ya? Hampir setiap menit, judul-judul itu bergeser dari up to date menjadi out of date/usang/kadaluarsa. Dalam waktu sekejap, judul-judul itu menghilang dari peredaran, tersembunyi dibalik halaman.
Lalu aku berfikir:
- apa yang dicari dari setiap kompasianer sehingga dia mau menulis dengan tanpa pamrih dan tanpa syarat?
Kebutuhan apa ya yang sebetulnya ingin dipuaskan oleh para kompasianer, sehingga mau-maunya, tanpa hadiah mereka berlomba menulis dari detik ke detik?
Siapa sebetulnya produsen dan siapa pula pasar kompasiana.com ya..?
Yang produsen itu kompasiana atau kompasianer ya?
Yang pasar itu kompasiana apa kompasianer ya?
Entahlah, barangkali itu tak lagi perlu aku pikirkan dalam-dalam. Toh, aku datang hanya perlu mengatakan satu hal kepada kepada kawan-kawan “teruslah menulis” dan…
Salam bahagia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI