“Spirituality is not chanting mantras. Spirituality is coming back to who really I am” (BKWSU)
Ada yang sedang menunggu janji saya menulis tentang spiritualitas, tapi jika suka, Anda tentu juga boleh membaca.
Sebenarnya hampir setiap tulisan saya sudah otomatis memuat itu, namun demikian, tidak ada salahnya sedikit berbagi tentang apa itu spiritualitas.
Kita mulai dari kata spirit.
Spirit adalah jiwa (soul). Pengetahuan spiritual adalah pengetahuan tentang jiwa dan Jiwa Tertinggi (Tuhan). Manusia terdiri dari raga-jiwa atau jasmani-rohani atau lahir-batin.
Level raga/jasmani/lahiriah adalah ranah medis, sementara level jiwa/soul/rohani/batiniah adalah ranah spiritualitas.
Tuhan ada pada wilayah rohani/batin. Oleh karenanya, komunikasi dengan Beliau hanya bisa dicapai manakala rohani bekerja atau “dinyalakan”. Dengan demikian akan terjadi komunikasi efektif antara rohani dengan Rohani, antara jiwa dengan Jiwa Tertinggi, spirit dengan the Supreme Spirit, atau soul dengan the Supreme Soul.
Sebagaimana dikatakan quote di atas, spiritualitas bukan merapal mantra-mantra. Spiritualitas pun bukan perdukunan. Spiritualitas adalah kembali menjadi diri kita yang asli. Menjadi penuh dengan nilai-nilai luhur (illahiah).
Contoh:
Saya merasa ….kok saya jadi orang jahat banget yaaa..suka iri, pendendam, gampang marah, gampang tersinggung, mudah naik darah jika tidak dihargai, sulit jernih, suka mengeluh, sedih merasa diuji atau dicobai Tuhan berulang-ulang dll.
Nah, pengetahuan spiritual membantu mengajarkan kita bagaimana bisa kembali meraih kualitas kita yang asli, yang sejati. Kualitas asli misalnya seperti bersih, jernih, sabar, penuh cinta kasih, jujur, ikhlas dll sifat-sifat illahiah yang luhur. (Tapi tentu saja ada syaratnya)