Mohon tunggu...
Aridha Prassetya
Aridha Prassetya Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati Masalah Ketidakbahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Arimbi dan Aridha: "Dalam Sebuah Karya"

24 September 2012   23:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:46 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

“JALAN PUISI...Caramu ungkap adalah jalan puisi. Bahasa paling personal itulah puisi. Tuturan paling pribadi itulah puisi. Personifikasi paling otentik itulah puisi. Hujan emas bagimu. Hujan emas bagiku. Bisa bermakna sama. Bisa berbeda. Bagimu dan bagiku. Tak ada yang keliru tentang itu. Sebab puisi terserah apa katamu...” (Arimbi Bimoseno)

“KOSONG JUGA PUISI...Dan kosong adalah puisi. Tidak menulis apa-apa tentangku adalah puisi. Juga tidak menulis apa-apa tentangmu adalah puisi. Sebab bukan hanya gerak, diam juga puisi. Duduk dan berdiri adalah puisi. Berjalan adalah puisi. Baring dan PULAS tiada gerak, juga puisi...” (Aridha Prassetya)

Selamat pagi setiap pelahir karya, pewarna dunia...

Moga pagi dan siangmu indah. Petang dan malammu kau indahi. Seluruh harimu, juga bisa kau indahi.

Moga rambutmu indah, matamu indah, pelipismu indah, keningmu indah, dahimu indah, alismu indah, hidung dan penciumanmu indah, bibirmu indah, lidahmu indah, mulutmu indah...Wajahmu indah, tangan dan kakimu indah. Pikir dan hatimu juga kau indahi... moga seluruh keadaan dirimu indah dan kau indahi setiap hari.

Terima kasih sudah membaca. Terima kasih Allah SWT. Terima kasihArimbi Bimoseno. Salam bahagia dan terus berkarya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun