Mohon tunggu...
Aridha Prassetya
Aridha Prassetya Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati Masalah Ketidakbahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kesulitan Hanyalah Tamu, Ia Datang dan Ia Pasti Pergi

4 Januari 2016   04:27 Diperbarui: 4 Januari 2016   08:40 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tafsir lain mengatakan, “Sesungguhnya, bersama kesulitan ada kemudahan, bersama kesulitan ada kemudahan”.

Tafsir ini pun saya cinta banget. Sejak mengerti bahwa bersama kesulitan ada kemudahan, saya menjadi hobby membongkar-bongkar, apa yang Tuhan sembunyikan di dalam setiap kesulitan yang menimpa saya. Bersama kesulitan, ada kemudahan. Kesulitannya cepat bisa saya rasakan, lalu dimanakah kemudahan yang kata-Nya dihadirkan bersama-sama kesulitan?

Saya gemar menelisik dimanakah kemudahan itu diletakkan Tuhan. Hehe…tanpa terasa, lama-lama saya menjadi “trampil”. Artinya, seperti orang belajar menulis. Makin sering menulis, maka makin merasa bahwa menulis bukan pekerjaan yang berat dan melelahkan. Makin sering dihadiri ketidakbahagiaan, makin trampil dalam merespon situasi-situasi yang hadir dalam kehidupan ini.

Sungguh! Bongkar-bongkar ke dalam, lebih mengasyikkan. Saking asyiknya, kita bisa lupa membongkar-bongkar kehidupan orang lain.

Disela waktu bongkar-bongkar inilah, saya kemudian menemukan sebuah mutiara berbunyi, “Tuhan sedang mengubah duri menjadi bunga”. Indah sekali! Seperti mutiara!  Saya sangat senang mendengarnya.

Sekarang, setiap kali sedikit saja saya mau jahat, mau ego, mau marah, mau iri, mau dendam, mau merendahkan orang lain, mau rakus terhadap makanan, mau serakah terhadap materi, mau mengeluh karena sakit dan lain-lain, Tuhan ingatkan saya kepada mutiara itu.

“Bersabarlah…karena Tuhan sedang mengubahmu dari duri menjadi bunga”.

Jika saya tak mampu bersabar, saya pasti gagal menjadi bunga yang harum. Saya tidak boleh menggagalkan pekerjaan Tuhan. Bagaimana dengan ketidaksabaran?

Ketidaksabaran membuat saya selamanya hanya akan menjadi duri. Siapapun takut mendekat, karena takut terluka.

Terima kasih Tuhan, dan semua yang menginspirasi. Salam damai, bahagia dan terus berkarya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun