Mohon tunggu...
Aridha Prassetya
Aridha Prassetya Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati Masalah Ketidakbahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

"Maaf, Rujaknya Sold Out" (Yang Terabaikan oleh Pebisnis Pemula)

23 April 2012   00:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:16 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_183666" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Baru saja saya membaca tulisan mas Anamku tentang Internet Marketing produk tenun dan mebel Jepara. Internet Marketing memang menarik, menjanjikan dan masih terbuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapapun yang berminat. Namun sebagaimana rambu-rambu dalam pemasaran agar hati-hati terhadap respon konsumen. Terima kasih mas Anamku.

Persoalan pemasaran adalah pesoalan paling rumit dalam bisnis. Riset terhadap CEO sedunia menghasilkan pengakuan bahwa persoalan besar bisnis saat ini adalah:

  1. pertumbuhan pendapatan yang stabil dan berkelanjutan,
  2. loyalitas/retensi pelanggan

Pencapaian kedua hal tersebut sangat bergantung kepada pemasaran. Bidang pemasaran telah menjadi kelemahan bagi perusahaan-perusahaan yang dulu makmur seperti Sears, Levi’s, General Motor, Kodak, Sonny dan Xerox. Sehingga mereka harus memikirkan kembali model bisnis yang tepat.

Pemimpin pasar seperti Intel, Microsoft dan Walmart mengetahui bahwa mereka tak bisa bersantai, karena posisi mereka terus ditantang. “Hanya ada satu pilihan” dalam bisnis, “Berubah atau Mati”, demikian kata Jack Welch, mantan CEO GE.

Jumat kemarin adalah hari yang unik bagi saya. Saya memang “gemar usil” untuk soal-soal yang berbau pemasaran dan pelayanan. Bukan apa-apa, sebab ini terkait erat dengan pengayaan ilmu yang sedang saya pelajari.

Di kronologi face book saya, sengaja saya selalu membuka kesempatan seluas-luasnya kepada siapapun yang “berjuang demi hidup”. Ingin promo di halaman fb saya? Dengan senang hati, monggo. Tak akan disembunyikan dari halaman, kecuali ada promo marketer lain yang membutuhkan kebesaran hati untuk berbagi space. Juga bukan karena apa-apa. Sudah menjadi tanggung jawab saya mengedukasi pebisnis muda agar bersedia berbisnis dengan cara-cara yang mulia. Supaya kehancuran akibat keganasan kegiatan bisnis komersial, menjadi sedikit bisa dikurangi.

Ada banyak kejadian yang sering terabaikan oleh pebisnis on line yang tidak siap. Beberapa kejadian berikut saya alami jumat kemarin:

1.seorang facebooker, menjual koyok penyerap racun. “Ini koyok kesehatan yang sangat berguna bla..bla..bla…malam ditempel, pagi racun bisa langsung terserap. Anda bisa sehat kembali…dll, tak perlu menghabiskan banyak duwit untuk ke dokter”. Pendeknya, promosinya “berbusa-pusa”. Saya kontak dia, pesan 10 pasang, sekalian ingin uji coba supaya saya juga selalu punya bahan untuk bicara dalam kelas. “Harganya 200 ribu, dapat diskon 10%”, katanya. Namun sejenak kemudian ia sms saya, “Maaf Mbak, kebetulan sold ou”, bagaimana kalau minggu depan, kalau barangnya sudah ada?” (Sold out = entek = habis = terjual = macak laris)

2.seorang face booker dagang baju-baju cantik. Saya kontak, “Itu mas, blouse nomor kode sekian, yang kembang warna hijau tosca”. Setelah agak lama, dijawab, “maaf Mbak, buruannya lagi kosong”. Wkwkwkwk…saya bilang pasti “sold out” ya??? Dia pun tertawa sambil minta maaf.

3.yang ini seru. “Pingin rujak, tapi malas keluar? jangan khawatir!!! kami siap mencarikan walau sampai ke ujung dunia...!!!”. Dalam hati saya, hmm…ini anak muda super gigih, saya harus menghargai kegigihannya. Saya kontak, “mbak, pesan rujak Genteng dong, dua bungkus! Jawaban si mbak :”Jam berapa? Pedas atau sedang?” Saya balas: “sekarang, satu pedas dan satu sedang”. Dia nanya lagi, “Buah atau sayur?” Saya balas lagi, “campur buah dan sayur”. Beberapa saat dia sms, “maaf mbak, kami baru launching, maaf yaaa…., bagaimana kalau besok?” Saya balas lagi, “…launching atau sold out? Sebab tadi saya beli koyok on line, dia bilang sold out. Kemudian saya beli baju on line, dibilang sold out juga. Pasti rujak Gentengnya juga sold out kan? “Ha..ha..ha..ngga lah mbak, besok janji pasti dicarikan…” Akhirnya, besoknya, saya baru bisa makan rujak on line.

Pemasaran yang mulia butuh kejujuran. Bila masih launching dan belum siap, katakan saja belum siap dan kapan siapnya. Bila hanya punya satu stock warna hijau, bilang saja hanya satu. Jangan bermain-main dengan pelanggan. Menampilkan gambar-gambar yang memukau padahal keadaan aslinya tidak demikian. Marketing yang jujur sama dengan menabung kebaikan.

Terima kasih telah membaca,

Salam bahagia penuh karya!

Inspired by: Joe Vitale, Spiritual Marketing; Kotler&Keller, Marketing Management; http://ekonomi.kompasiana.com/marketing/2012/04/23/tenun-troso-dan-mebel-jepara-primadona-yang-mendunia/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun