Mohon tunggu...
Aridha Prassetya
Aridha Prassetya Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati Masalah Ketidakbahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inilah “Peta” Negeri Indonesia Paling “Gress”

4 Maret 2012   14:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:30 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kata orang, peta adalah petunjuk arah, agar tidak tersesat. Peta dibutuhkan oleh mereka yang “buta arah” apabila hendak masuk kepada wilayah tertentu. Dan, saya kira pengelola negeri ini perlu dibantu “peta”, agar jalannya tidak sempoyongan persis seperti orang setengah mabuk kebanyakan minum. (yang mabuk, ia tertidur pulas, saking peningnya)

Seperti di film-film/sinetron, mereka yang setengah mabuk, jalannya ngawur, ngomongnya ngaco. Persis apa yang kita saksikan melalui berita media. Tontonan “drama peradilan” di pengadilan, tak pernah jelas titik terangnya. Itu baru soal korupsi, belum termasuk soal hutang piutang Negara.

Terkait soal hutang, mari sejenak memperhatikan kasus, bagian dari peta Negeri berikut ini.


  1. Umi Khoiri Latifah, warga Sleman, membakar diri bersama dua balitanya di kamar mandi, 2010 lalu. Salah satu motifnya adalah malu karena punya hutang sebesar Rp 20 ribu rupiah.
  2. Herawati, warga Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, memotong nadinya setelah membunuh lebih dulu anaknya. Dalam surat wasiatnya, terkuak ia terlilit hutang yang tak mampu dibayar.
  3. Reni, warga Lumajang, berusaha bunuh diri (meskipun selamat), bersama dua anaknya, akhir 2010. Ia menenggak 10 bungkus racun tikus. Sebab, hutangnya pada rentenir, telah mencapai Rp 21 juta (tujuh kali lipat dari hutang awalnya)

Tiga perempuan naas ini, hanyalah sedikit dari sejumlah kasus bunuh diri yang faktor penyebabnya adalah ekonomi (hutang). Hutang dapat menyebabkan orang melakukan sesuatu yang tragis. Inilah yang lantas merangsang saya untuk mengintip, “berapa sih hutang Indonesia hari ini?”

Iseng-iseng googling dan Oh my God! Inilah bagian peta Negeri, hasil penelusuran saya pada beberapa sumber:


  1. Kata pakar Ekonomi Kwik Kian Gie: “ Jumlah utang pemerintah yang tembus Rp 1.800 triliun tahun ini, sudah sangat membahayakan dan sulit dicarikan solusinya. Ini bukan bahaya lagi karena sumber daya mineral di perut bumi dihabiskan oleh mereka elit-elit pemerintah. Sudah kayak gini sulit (solusinya). Saya nggak tahu harus bagaimana. Ini menjadi penipuan yang luar biasa. Utang itu tidak disebut utang dalam APBN, tetapi PEMASUKAN PEMBANGUNAN dalam negeri. Jadi 30 tahun lamanya anggaran minus ditutupi utang. Anggaran harus berimbang, biar bisa disebut berimbang ya nipu,"
  2. Kata Rahmat Waluyanto, Dirjen Pengelolaan Utang, di kantor Kementerian Keuangan: “Kita menargetkan untuk utang sebesar Rp 250 triliun di 2012. Itu dari penerbitan SBN (surat utang), sukuk, syariah, dan lain-lain. Termasuk Samurai Bond di dalamnya. Pemerintah optimistis bisa meraih utang Rp 250 triliun terutama lewat penerbitan surat utang karena peringkat Indonesia yang naik menjadi investment grade saat ini.
  3. Kata Guntur Kusmeiyano, Kepala Satuan Tugas Sosialisasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK); “Indonesia menjadi negara paling korups dari 16 negara di kawasan Asia Pasifik menurut survei persepsi korupsi 2011 terhadap pelaku bisnis. Survei dilakukan oleh Political & Economic Risk Consultancy yang berbasis di Hongkong.”

Begitu mengetahui jumlah utang Indonesia, saya menjadi termenung-menung. Mencoba masuk ke dalam benak 3 perempuan malang yang sudah membunuh diri dan anak-anaknya. Mengakhiri hidupnya oleh sebab hutang dengan kisaran nilai 20 ribu hingga 20 juta rupiah.

“Perempuan-perempuan ini, pasti tidak bahagia dalam hidupnya”, kata saya dalam hati. Ketika saya mencoba mencari bahan untuk perjalanan menulis saya soal “ketidakbahagiaan”, saya dikejutkan oleh sebuah berita;

“ Sebuah jajak pendapat yang dilakukan perusahaan riset global, Ipsos, menunjukkan hasil bahwa warga Indonesia memiliki tingkat kebahagiaan paling tinggi di dunia diikuti India dan Meksiko. Indonesia duduk di peringkat paling atas mengalahkan 24 negara lainnya. Sebesar 51% warganya menyatakan bahagia. Di negara-negara kaya seperti Australia dan Amerika tingkat kebahagiaannya rata-rata 28%, sangat jauh dibawah rata-rata . Sedangkan Italia dan Spanyol adalah 13% dan 11%. Pendapatan berbanding terbalik dengan kebahagian.”

Memang serba ironis, tetapi paling tidak, ia dapat merupakan peta, petunjuk dari mana harus melangkah, bagi warga kompasianer, yang berminat membayangkan diri menjadi anggota dewan, presiden, menteri, gubernur, bupati, camat, lurah, RW dan RT, periode yang akan datang.

Saat mengakhiri tulisan ini, seorang sahabat kompasianer menelpon dari jauh, menanyakan sedang apakah saya. Ia terbahak ketika mendengar bahwa saya sedang mencari data tentang hutang Indonesia. Masih tertawa lepas, ia melanjutkan pertanyaannya, “untuk apa..?” Saya jawab dengan datar; “untuk mencarikan jalan keluarnya”. Tawanya semakin lepas. Ia pasti menunggu apa jalan keluar yang saya tawarkan.

Inilah yanga da di kepala saya. Jika seorang Kwik Kian Gieberkatasulit mencari solusinya, ini bukan bahaya lagi karena sumber daya mineral di perut bumi dihabiskan oleh mereka elit-elit pemerintah”, dan ia pun tidak tahu harus bagaimana, maka haruskah semua menjadi putus asa lantas “bunuh diri”?

Saya kira tidak. Sebab jawabannya ada pada Menteri Pendidikan dan seluruh “Lembaga Pendidikan” dibawah kepemimpinanya. Lembaga dan bidang pendidikan harus bergerak. Sebab disanalah pabrik SDM. Lembaga Pendidikan harus melahirkan orang-orang yang punya kualifikasi mampu mengurus Negeri sendiri. Bukankah inti dari semuanya adalah “Salah Mengurus Negeri”?

Jika tidak, maka generasi lemah yang suka kesurupan masal menjelang Ujian Nasional dan anak-anak manja yang gemar sekolah di sekolah mahal itu, kelak akan menjual negeri ini demi melunasi1800 triliun.

Salam bahagia dan terus berkarya!

Refered to:


  1. http://forum.kompas.com/nasional/68239-kwik-kian-gie-utang-indonesia-rp-1-800-triliun-hasil-nipu.html
  2. http://finance.detik.com/read/2012/01/30/111207/1829067/4/waduh-utang-ri-naik-jadi-rp-1803-triliun-di-2011
  3. http://finance.detik.com/read/2012/01/06/122058/1808434/4/pemerintah-akan-tambah-utang-rp-250-triliun-di-2012
  4. http://nasional.kompas.com/read/2012/02/22/15413395/Survei.PERC.Indonesia.Terkorup.di.Asia.Pasifik
  5. http://www.tempo.co/read/news/2012/02/13/121383624/Survei-Warga-Indonesia-Paling-Bahagia-di-Dunia
  6. http://tv.detik.com/read/TVRJd016QXpNalF3SXpJd01USXZNRE12/mengapa-bunuh-diri-jadi-pilihan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun