Hanya sebatas itukah kemampuan pikir dan kemampuan problem solving para Sarjana Negeri? Hanya mampu berkata "pokoknya"?
Menyedihkan! Lalu mau dikemanakan mereka yang terancam karirnya sementara intansi/perusahan menilai mereka punya prestasi?
Ironis dengan pesan tiap rektor saat wisuda:
"Hadirin sekalian..., kami lepas para wisudawan, agar mampu berbuat secara nyata di masyarakat. Kami kembalikan para alumni yang sudah kami didik ini kepada masyarakat, agar mampu mengaplikasikan seluruh ilmu yang kami ajarkan. Kami persembahkan hari ini beribu-ribu sarjana, master dan doktor kepada Indonesia, agar membuat dirinya lebih berguna, membantu memecahkan persoalan nusa, bangsa dan negara..."
Jika setelah sarjana, hanya mampu berkata "pokoknya harus begini/pokoknya harus begitu", maka hari ini saya menghimbau kepada seluruh instansi/organisasi/perusahaan, yang memiliki sejumlah karyawan berprestasi yang belum sarjana,
"Pecat saja mereka yang hari ini tidak Sarjana!" (Meskipun mereka berprestasi) atau "buang aturan/persyaratan soal gelar"!
Salam bahagia...
Penting!
Maaf! PTS kecil yang dimaksud dalam tulisan ini adalah mereka yang tidak menjual nilai dan ijasah palsu.
Selamat menyongsong era publikasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H