Mohon tunggu...
Aridha Prassetya
Aridha Prassetya Mohon Tunggu... Administrasi - Simplicity is Greatness

Student of BKWSU (Brahma Kumaris World Spiritual University)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Revolusi Mental, Apa Kabar?

24 Maret 2019   17:30 Diperbarui: 24 Maret 2019   17:38 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak orang bicara tentang kesadaran diri adalah masalah mental, tetapi dimanakah kesadaran diri terletak? Dimanakah mental terletak, sehingga itu bisa jadi pijakan untuk memulai pekerjaan revolusi?

Siapapun yang berbicara tentang mental (pikiran/kesadaran), pasti akan menunjuk kepala. Siapa pun yang bicara tentang akal (budi) sehat, juga menunjuk kepala. Tetapi jika kepala itu dibedah, apakah mental dan akal budi ada di sana? Adakah yang sempat melihat wujud dan bentuknya?

Tidak. Karena mental dan akal budi bersifat niskala. Mereka ada di wilayah rohani, bukan jasmani. Tak bisa dilihat, tak bisa disentuh, namun bisa dirasakan. Jadi, untuk menyelesaikan masalah mental dan akal budi, tentu saja ilmu yang digunakan adalah ilmu (pengetahuan) Kerohanian, bukan sains atau yang lain.

Tanpa memahami seluk beluk dunia rohani/batin, Revolusi Mental akan menjadi hanya cerita lahiriah, sebab masalah mental adalah masalah ruang batin. Terlalu sering kita mengikuti diskusi  tentang revolusi mental dan sejenisnya. Sementara maksimal yang dihasilkan adalah deretan solusi dalam wujud kata-kata, yaitu: penegakan hukum, adakan kembali pendidikan budi pekerti, adakan kembali pelajaran PMP dan tingkatkan pendidikan agama.

Dan...bersamaan dengan penegakan hukum, selalu diikuti masalah baru, yaitu cek-cok pro kontra, lalu berkelahi di Televisi. Selanjutnya, jika ditanyakan kepada pelaku kekacauan sosial, apakah Anda tidak pernah diajarkan budi pekerti? Apakah Anda tidak diajarkan PMP waktu sekolah? Dan apakah Anda tidak beragama?

Jawabannya pasti ke tiga-tiganya mereka pernah mengenyamnya. Lalu mengapa menjadi hilang kesadaran dan melakukan hal-hal yang dilarang oleh budi pekerti, PMP dan agama? Karena cahaya ruang batin, redup bahkan lenyap. Hanya pengetahuan Kerohanian yang mampu menjelaskan.

Rahasia hal ikhwal tentang roh (atma, soul, jiwa, kesadaran diri, mental), ada dalam dunia batin (bukan lahir), dunia jiwa (bukan raga), dunia rohani (bukan jasmani). Semua pelaku kesalahan adalah penderita kegelapan ruang batin. Maka solusinya, hanya ada dalam ilmu (pengetahuan) Kerohanian, ilmu yang membahas seluk beluk dunia rohani, dunia batin.

Pelajaran apa saja yang dipelajari dalam pengetahuan Kerohanian, itu? Salah satunya adalah tentang sejarah sang saya, tentang siapa sejatinya saya, sang jiwa, sebagai sosok pertama dan utama pelaku revolusi mental. Semoga, saya bisa share dalam tulisan berikutnya.

Salam hormat dan apapun yang terjadi, semoga selalu damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun