Mohon tunggu...
Ari Dwi Kasiyanto
Ari Dwi Kasiyanto Mohon Tunggu... lainnya -

Explorasi Ide

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi dalam Perspektif Filsuf Sosialis Prancis

22 Oktober 2014   21:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:05 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masih dalam film La Naissance du Geant. Kepiawaian Jean Jaurés dalam berorasi dan bernegosiasi berhasil meredam demonstran di Carmaux yang menginginkan chaos sebagai strategi teror kepada patron untuk menyetujui apa yang diinginkan. Sebaliknya, patron yang dekat dengan kekuasaan dapat meminta perlindungan atas dasar penegakan konvensi nasional dan penyelamatan aset negarasebagai hak dasar pembayar pajak. Sebagai orang luar dari golongan buruh, Jean Jaurés bertarung luar-dalam dalam internal buruh dan ekternal golongan borjuis. Dalam internal buruh, dia bahkan mampu mengalahkan argumen pemimpin sindikat buruh Jean-Baptiste Calvignac dalam debat terbuka mengenai "bentuk perjuangan". Perjuangan Jean Jaurés yang pasifis mampu diterima oleh golongan buruh dan mampu menggerakannya untuk "berpolitik" dalam mewujudkan sebuah tatanan idealis (keadilan sosial). Pada tahun yang sama, pemimpin sindikat buruh Calvignac pun berhasil memenangkan pemilu lokal dan membawanya menjadi Walikota Carmaux. Pertama kalinya, seorang Walikota berasal dari kaum buruh sosialis dipercaya pemilih lokal untuk mengelola kekayaan demi kesejahteraan sosial bersama. Kehendak rakyat dalam pemilu berhasil membawa pemimpin idealis yang mampu meletakan tatanan keadilan bagi seluruh rakyat.

Jokowi memang pemimpin yang tak pandai beretorika dalam berpidato. Pemimpin yang selalu berkata "atas kehendak rakyat" sehingga dia seperti dianggap sebagai presiden rakyat. Dia terpilih karena dia "dipercaya" untuk mencapai dan mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Mungkin Jean Jaurés dipercaya karena intelektual orasi dan sikapnya. Jokowi dipercaya sebagai pemimpin yang damai, menjauhkan diri karena permasalahan dan mendahulukan dialog sosial. Sebuah modal besar untuk membangun pondasi model sosial yang selama ini diabaikan paska kemerdekaan 45.

Seperti kutipan di atas yang saya ambil dari Pierre Leroux yang mengatakan "sosialisme menggambarkan secara explisit sebuah tindakan ambil alih -jatah bagian yang harus dikembalikan kepada masyarakat, yang bertentangan dengan individualisme". Simak saja program-program Jokowi-JK. (bersambung). ADK. Paris 21/10/2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun