Mohon tunggu...
Arida Sari
Arida Sari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi berkebun, membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

1 Juni 2022   20:25 Diperbarui: 1 Juni 2022   20:32 2085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan Pendidikan di Indonesia saat ini tidak lepas dari perjuangan tokoh besar Pendidikan kita Ki Hajar Dewantara. Sosok yang lahir pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama asli Soewardi Soeryaningrat ini merupakan pelopor berdirinya Perguruan Nasional Taman Siswa di Yogyakarta.

Berdirinya Perguruan Nasional Taman Siswa ini dianggap sebagai gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa Indonesia karena memberikan kesempatan bagi para pribumi dan rakyat jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk memberikan kebebasan dan kemerdekaan belajar bagi rakyat Indonesia tersebut menjadi dasar lahirnya konsep merdeka belajar yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim.

Salah satu upaya untuk menjadikan unit pendidikan yaitu sekolah, guru-guru dan murid punya kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif adalah dengan adanya program guru penggerak.

Guru Penggerak harus  mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya. Dalam pendidikan guru penggerak terdapat modul 1.1 tentang refleksi filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pertama, sesuai semboyan Ki hajar Dewantara Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani seorang guru harus bisa menempatkan diri dimanapun dia berada. Dan semua trilogi tersebut  harus dilakukan secara seimbang.

Kedua, bahwa sekolah sebagai pusat pengembangan karakter dan budaya positif

Ketiga, Pendidikan harus berpihak pada murid. bahwa pembelajaran disesuaikan dengan keberagaman karakter, minat, bakat dan kebutuhan masing-masing murid.

Keempat, pelaksanaan konsep merdeka  belajar demi terwujudnya Profil Pelajar Pancasila.

Sebagai refleksinya, sebelum mempelajari filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara pembelajaran di kelas cenderung berpusat pada guru, merasa dikejar target terselesainya seluruh materi tanpa memperhatikan tingkat pemahaman dan proses belajar siswa, kurang memaksimalkan budaya lokal/daerah dalam pembelajaran dan masih menganggap metode pengajaran yang sudah baik dan menyenangkan padahal masih belum mengenali karakteristik, bakat dan minat siswa.

Namun, setelah mempelajari refleksi filosofi Pendidikan Nasional KHD sebagai guru kita harus mampu melaksakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, memaksimalkan keterkaitan budaya daerah dalam pembelajaran.

Guru juga harus memahami keberagaman siswanya baik  dengan cara observasi, wawancara maupun cara efektif lainnya serta mampu melayani sesuai kodrat alam dan kodrat zaman para siswanya  dengan sepenuh hati. selanjutnya guru terus menggali diri untuk memberikan yang terbaik dalam pembelajaran untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun