Apakah ada aku di setiap lagumu atau sebenarnya hanya bayang semu yang membelenggu? Terkadang kukira kisah kita hanyalah sebatas rangkaian drama, seolah tak layak dihidupi dalam dunia nyata. Terlalu indah atau bahkan terlalu megah.
Hidup pernikahan yang harmonis penuh toleransi. Hidup pernikahan penuh tujuan memuliakan Sang Pencipta alam semesta dan isinya. Apakah ada yang begitu atau ini juga hanya tercatat dalam kisah-kisah inspirasi?
Kupikir tak semua orang bisa menjawab dengan tepat. Kukira masing-masing bebas berpendapat. Hanya pikirku jika mau menikah tentunya ada harap besar untuk sebuah kehidupan dalam kebahagiaan yang sejati selamanya.
Selama masih ada nafas berembus dan selagi masih ada detak jantung setia mengiringi langkah, seharusnya kehidupan pernikahan yang bahagia itu bisa diusahakan oleh kedua pihak.
Benar begitu? Cinta kasih sejatj bisa mendasari sebuah awal pernikahan namun mempertahankannya hjngga maut menjemput adalah sebuah perjuangan dari hari ke hari dalam kasih Tuhan yang mulia.Â
Jadi mengapa menikah jika bukan untuk menggenapi panggilan dan tujuan hidup menurut Tuhan Sang Penguasa jiwa manusia?
Jawablah sendiri menurutmu.
....
Written by Ari Budiyanti