Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langit Tanpamu

29 Oktober 2024   19:34 Diperbarui: 29 Oktober 2024   19:40 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pixabay.com

Aku tahu ini perih tapi masih sama
Seperti waktu aku belum mengenalmu
Aku tahu ada pilu menyesak di dada
Namun aku juga paham makna rindu

Aku sungguh tak tahu dan mungkin tak perlu tahu
Kalau seandainya perlu tahu pun Tuhan alan memberitahuku
Jadi untuk apa kesusahan batin kubuat kini
Bukankah sungguh tiada arti

Rintiknya air mata terus saja menetes di pelupuk
Hingga tanya terlontar dari mereka di sekelilingku
Andai saja kau pun begitu
Pasti rasanya aku menikmati sedikit surga di relung kalbu
Namun aku justru semakin terpuruk

Kau dan aku sungguh tiada harap
Meski doa kulantunkan dengan setia
Nyatanya kau tiada merasa
Atau setidaknya Tuhan tak mengijinkanku melihatnya

Baca juga: Langit Senja

Pun aku tak pernah memaksa
Meaki teriakan batin terus meronta
Seolah berkata-kata
Kau dan aku apakah sungguh tiada asa

Aku tak pernah tahu
Aku tak pernah mengerti
Aku hanya yakinkan diri
Bahwa aku masih hidup di langit yang sama meski ada atau tiada kamu di sisiku
...

Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
29 Oktober 2024

21-2.958

Baca juga: Lukisan Langit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Menatap Langit

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun