Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengapa Kalau Masih Cinta

20 Oktober 2024   21:21 Diperbarui: 20 Oktober 2024   21:41 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi willpowergroup.com/news/

Aku kembali menatap angkasa malam
Tanpa bintang pun rembulan
Redup, gelap, pekat, semakin kelam
Beriringan dengan pudarnya harapan

Cinta adalah cinta
Tak ada penghalang yang bisa membuatnya datang
Memberi nuansa indah jika sudah di hati bertahta
Sesekali senyum-senyum sendiri dari pagi hingga petang

Namun cintu itu tak pernah menyiksa
Batin seharusnya seiring bahagia
Dan duka itu diselimuti hangat suka
Karena satu alasan semata yaitu cinta

Nyatanya banyak orang menderita katanya karena cinta
Masa iya bisa begitu
Apakah kamu setuju
Kadang sebenarnya bukan cinta yang membuat hati merana

Lalu apa

Ada harap dalam rentangan masa
Ketika cinta berpadu dengan angan
Seolah impian sudah ada dalam genggaman
Namun saat tangan terbuka, nyatanya tiada apa

Itulah yang membuat batin kadang melara dan susah
Bukan cinta yang salah
Namun terlanjur salah arah
Jadi jika masih ada cinta, ya biarlah

....

Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
20 Oktober 2024

11-2.948

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun