Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menggenggam Jemari yang Rindu

16 Juni 2024   08:00 Diperbarui: 16 Juni 2024   08:13 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iluatrasi pixabay.com

Lalu mengapa harus merasakan jika akhirnya melepaskan
Mau pergi tak bisa melarang ingin diri
Melaju pada semua hal yang katanya tak pernah ada
Menginginkan keberadaan yang sia-sia
Ternyata rasanya sesakit itu

Melangkah dalam alunan rasa yang biru
Tak ada lagi merah muda melanda
Hanya pilu di angkasa hati menggantung sendu
Betapapun dalam dan besarnya rasa rindu
Tetap saja harus berlalu melaju dengan sama

Cinta itu belum pergi
Hanya saja aku ragu
Kalau kau sampai datang kembali
Apa aku bisa menolak semua cinta yang menguasai kalbu

Entah aku tak ingin memikirkannya
Kau pun belum tentu berbalik dan mencariku
Hanya bisa ini yang kulakukan sekarang
Menggenggam jemari yang rindu
Sendiri dan setengah mati dalam pelukan jiwa
 ...

Baca juga: Menggenggam Rindu

Written by Ari Budiyanti

#PuisiHatiAriBudiyanti

16 Juni 2024

24-2.857

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun