Lagi, bulir air mata itu menggenang di pelupuk mata
Mengalir perlahan mengurai lara di dalam hati
Ada rindu yang terlalu
Tak hanya jauh di mata namun juga hati tak bisa berkata-kata
Bukan karena takut atau cemas semata
Namun sebuah sadar akan ketiadaan rasa
Meski mengira bulir bening itu sudah tak mampu menetes
Nyatanya terkadang goresan luka itu masih perih
Dan tetes-tetes bening itu masih saja ada
Mengalir dalam untaian lara yang tak kunjung berakhir
Kupejamkan mata dan terngiang kata-kata
"Kau masih menangis untukku?"
Tak ada jawab hanya tatap sendu dan batin yang berteriak
Iya karena aku masih rindu padamu
....
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
3 Juni 2024
7-2.840
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H