Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Rindu Untukmu

5 Mei 2024   12:06 Diperbarui: 5 Mei 2024   15:43 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pixabay.com

Aku bilang pada diri betapa aku pernah sangat mencinta
Dan akhirnya aku seperti menjadi gila
Bukan karena sakit di jiwa
Namun bayang tentangmu tak pernah keluar dari kepala
Aku heran, bagaimana bisa?

Kataku, aku bahkan sanggup melukai diri sendiri
Namun tak pernah sanggup membuat lara di hatimu

Jika melukai diri sendiri adalah sama dengan melukai sisi lain darimu
Bukankah itu sama saja dengan aku membuat lara di dirimu?

Kemudian aku menengadah
Memandang pada Sang Pencipta
Pemilik sejati seluruh jiwa
Bahkan Pemilik segala semesta

Masih banyak yang bisa kurindukan
Masih banyak yabg bisa kupikirkan
Masih banyak yang bisa kucinta
Masih banyak ruang untuk diisi dengan rasa

Jadi tak ada alasan untukku menjadi berkutat pada sedih yang kau buat
Saat kau memilih pergi, menjauh, menghilangkan kisahku dari duniamu yang penat
Maka  sesungguhnya sajak ini dengan pilihan diksi bermakna hanya untukmu saja
Namun aku menuliskannya dalam ruang-ruang hati yang tersembunyi darimu

Dan apabila kau tahu, itu pasti karena semesta memberimu petunjuk dan pertanda bahwa aku ada

Iya ada lara dan luka karenamu

.....

Witten by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
5 Mei 2024

8-2.795

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun