Dan akhirnya aku seperti menjadi gila
Bukan karena sakit di jiwa
Namun bayang tentangmu tak pernah keluar dari kepala
Aku heran, bagaimana bisa?
Kataku, aku bahkan sanggup melukai diri sendiri
Namun tak pernah sanggup membuat lara di hatimu
Jika melukai diri sendiri adalah sama dengan melukai sisi lain darimu
Bukankah itu sama saja dengan aku membuat lara di dirimu?
Kemudian aku menengadah
Memandang pada Sang Pencipta
Pemilik sejati seluruh jiwa
Bahkan Pemilik segala semesta
Masih banyak yang bisa kurindukan
Masih banyak yabg bisa kupikirkan
Masih banyak yang bisa kucinta
Masih banyak ruang untuk diisi dengan rasa
Jadi tak ada alasan untukku menjadi berkutat pada sedih yang kau buat
Saat kau memilih pergi, menjauh, menghilangkan kisahku dari duniamu yang penat
Maka  sesungguhnya sajak ini dengan pilihan diksi bermakna hanya untukmu saja
Namun aku menuliskannya dalam ruang-ruang hati yang tersembunyi darimu
Dan apabila kau tahu, itu pasti karena semesta memberimu petunjuk dan pertanda bahwa aku ada
Iya ada lara dan luka karenamu
.....
Witten by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
5 Mei 2024
8-2.795
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H