Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.992 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 1-12-2024 dengan 2.384 highlights, 17 headlines, 112.227 poin, 1.131 followers, dan 1.311 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seandainya

14 April 2024   21:44 Diperbarui: 15 April 2024   07:21 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pixabay.com

Kadang ada sakit yang tak terbendung saat mengingat segala rasa yang pernah ada padamu. Entahkah bercampur dengan marah, kecewa, lara, dan atau bahkan air mata. Aku hanya bisa menghela nafas dan berdoa, berbisik dalam batin, "Tuhan tolong".

Kadang ada kepastian dalam hati kalau aku sudah berhasil melupakannya, menyepikannya di sudut hati yang pilu. Namun ternyata tidak begitu. Aku masih terus saja mengingatnya dan menyimpan rasa terdalamku lekat di hati yang mendamba. Aku terpesona.

Lagi dalam doa yang tak putus-putusnya. Tuhan tolong. Tolong aku yang masih saja mengingatnya. Masih saja mendambanya. Masih saja terus merindukannya. Masih saja terus mencintainya. Aku tak bisa juga berhenti memiliki rasa pada dia yang sama.

Baca juga: Bunga-Bunga Rindu

Sampai kapan rasa ini berakhir jika aku sendiri terus memupuknya dengan hayal dan angan. Iya dengan sebuah kata, seandainya.

.....
Wriiten by Ari Budiyanti
#puisihatiaribuiyanti
14-04-2024

7-2.774

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Bahagia

Baca juga: Biarkan Rindu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun