Di perumpamaan tentang rindu, kau hadir. Kadang aku terkesima oleh aneka rasa yang kau tebar. Namun lalu aku sadar. Mungkin bukan begini yang benar.
Hati sudah terlanjur menujumu. Sejak kapan? Aku tak ingat. Hanya saja semua terjadi begitu saja tanpa ragu. Aku termangu oleh heran. Bahwa kau apa mungkin merasakan hal yang sama namun bukan padaku.
Sesak. Jika seandainya itu benar. Aku sungguh tak ingin tahu. Seolah inginku menolak kenyataan pahit lagi. Aku hanya berusaha merajuk rasa. Aku berharap dalam doa yang tiada putus. Kau hanya untukku. Itu doaku. Itu yang kupinta pada Pemilik jiwa.Â
Egois terasa. Namun memang begitu aku meminta dalam doa yang tak putus-putusnya. Hingga nanti mungkin akan nyata pada masanya. Apa yang kumau dan kupinta apakah sama dengan yang Tuhan juga mau.Â
Jika iya, pasti ada jalan menuju ke sana. Jika tidak, mungkin rasa sakit ini terasa sepihak.
Ya sesak.
.....
Written by Ari Budiyanti
25 Februari 2024