Saat itu aku duduk terdiam menatap angkasa. Cerah dan indah. Sungguh memesona hati yang sumringah. Seolah segala beban yang ada pun telah ikut punah.Â
Seandainya semudah itu sirna. Aku menatap angkasa dan pahami. Betapa kecilnya aku dalam luasnya semesta. Mengapa masih saja mengjra besarnya beban yang menimpa. Ah ini seperti fatamorgana cinta.
Bahuku masih kuat menopang segala rasa penat karena satu keyakinan di hati. Ada Tuhan di atas sana tak pernah melepas tatapan pedulli-Nya padaku. Karena aku yakin ada selalu penyertaan kekal. Terima kasih pada Pemilik Semesta.Â
Aku tahu bersama-Nya tak ada lagi ragu dalam setiap derap langkahku. Karena kuyakin Dia menyertaiku dengan cinta yang sempurna.
....
Written by Ari Budiyanti
8 Januari 2024
6-2.716
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H