Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Natal

26 Desember 2023   20:00 Diperbarui: 26 Desember 2023   20:25 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wallpapercrave via TribunJogja.com

Orang berdosa itu seperti apa?
Apa pemabuk dan pemarah?
Mereka yang suka merusak barang milik orang lain?
Atau mungkin malah merampasnya dengan paksa apa yang bukan milik mereka?

Apakah kau tahu?
Mungkin kita tak seburuk itu
Pikir kita dalam renung yang diam
Kemudian mereguk secangkir teh atau kopi hangat
Mengangguk-angguk
Meyakini
Ah aku tidak seburuk itu

Lalu sebuah rasa menyeruak dari kedalaman kalbu

Kadang ada iri hati atas keberhasilan orang lain
Bahkan ketika bersama sahabat tertawa bahagia merayakan kesuksesannya
Dia sukses sekali, mengapa aku tidak?

Amarah muncul di hati karena kecemburuan
Kebencian hadir terselubung berbalut senyuman
Pikiranku melambungkan angkara dalam balutan persahabatan tak kentara

Itu membuatku kembali merenung tanpa suara.
Adakah yang merasakan hal sama seperti itu?
Itukah kita?

Sayup-sayup terdengar dalam batin yang sedang berdoa
Suara tangis bayi mungil yang papa

Baca juga: Menyambut Natal

Lahir di palungan hewan
Tak mempunyai tempat layak untuk menyambut kehadiran-Nya di bumi

Baca juga: Natal Putih

Itu menurut kacamataku
Dia yang dinantikan semesta
Kehadiran-Nya di bumi telah direncanakan dengan sempurna
Oleh Pemilik dan Pencipta alam raya

Tak ada setitikpun cela
Tak ada noda dalam kelahiran dan kehidupan-Nya
Sebenarnya, kelahiran-Nya disambut dengan gempita
Segenap malaikat surga bahkan datang merayakannya
Bintang Terang yang dinantikan para pencari berita
Mengarahkan pada kelahiran Dia di sebuah kandang domba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun