Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seandainya Waktu Itu Tiada

10 Desember 2023   14:01 Diperbarui: 10 Desember 2023   18:11 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini bukan tentang waktu yang berdetak dalam iringan detik, menit, hingga jam. Ini bukan tentang hari Senin sampai Minggu dalam sepekan. Ini pun bukan tentang Januari hingga Desember di akhir tahun. Bukan pula tentang sepanjang masa usia menemani.

Bukan. 

Waktu adalah tentang sebuah moment terjadinya sesuatu. Iya suatu peristiwa yang pernah membuatku belajar. Sedikit atau banyak itu tergantung takaran yang kau pilih. Aku menyesalinya mungkin juga mengapa harus terjadi.

Baca juga: Terkadang Pergi

Hingga kini ketika semua telah berlalu, ada secercah harap yang berganti menjadi rasa tak nyaman. Kebersamaan yang ala kadarnya menjadi tak berbentuk lagi. Bahkan mungkin telah menjadi teman dari musim dingin. Iya memberi banyak beku di sisi hati.

Namun sebenarnya kedamaian batin itu yang terutama harus dikejar. Semua sunguh harus belajar. Bahkan melalui waktu itu yang kuharap tiada saja. Andai bisa ku menghapusnya. 

Iya tak bisa. Waktu itu aku sudah terlanjur terpesona. Waktu itu aku sudah terpana oleh keindahan semata. Sehingga aku lupa bawa ada sisi hati yang lain terluka dalam diam. Sungguh aku tak menyadarinya. 

Semoga dalam keberanian yang tersisa, aku berhenti berbuat seperti waktu itu. Aku hanya ingin mengejar damainya hati dalam limpahan ketenangan surgawi tanpa merusak kenyamanan milikmu atau yang lain. 

Iya seandainya waktu itu tiada, aku pun sama, tiada memahami makna. 

......

Written by Ari Budiyanti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun