Tadi aku menulis tentang ketidaksempurnaan dan kesempurnaan. Rasa pedih saat ingin di dekatmu yang sesempurna itu bagiju namun tak kuasa kudampingi. Cintamu dan cintaku hanya sebatas khayal di kepala. Tiada mungkin jalan pemersatu.Â
Bagiku lebih indah mungkin dalam kesendirian yang sunyi. Sepi tak berpenghuni sisi hati yang begitu penuh keromantisan. Aku tertawa dalan hening, teesenyum dalam hiruk pikuk dunia dan diam mengiringi setiap langkah.Â
Kemudian aku merenungkan lagi betapa aku ternyata berbahagia dalam diam yang tak kentara. Dalam sendiri yang sunyi. Sukacita yang tak tercuri bersembunyi manis di heningnya sudut batin.
Aku mungkin mencintaimu. Aku mungkin mendambamu. Aku mungkin mengingkan kebersamaan denganmu.namun terlebih ingin mungkin adalah sedniri.
Aku tak tahu tapi itu yang kurasa. Tak kupungkiri ada tawa saat mengjngat kelucuanmu. Ada senyum saat membayangkan hadirmu. Namun aku tak cukup berani hntuk sekedar menyapa agar hadirmu selamanya di sisi hati.Â
Aku merasa terbiasa dan nyaman dengan kesendirian. Mungkin karena itu.
...
Written by Ari Budiyanti
2 November 2023
5-2.657
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H