Menatap langit senja dalam jingga yang indah. Lukisan perpaduan keheningan semesta dalam balutan harimoni keemasan. Alam seolah berbicara dalam keindahan yang kentara.Â
Seperti menggunggah asa yang perlahan menghilang. Samar dan tanpa jejak barang setapak. Air mata tak ada lagi. Mengering sudah alirannya yang sempat menderas.
Menatap damainya semesta mengingatkan pada kasih Tuhan, Pencipta segala insan pun aku dan dirimu. Kita yang pernah menorehkan rasa dalam nada yang seirama.Â
Tetiba berubah menggelap seiring terbenamnya mentari menuju perhentiannya. Di sebuah sudut perbatasan hati sepasang insan, mungkin juga seolah begitu.Â
Namun lukisan alam di senja yang manis itu memberikan penghiburan tak kasat mata pada sebuah hati yang luka. Bahwa ada keindahan yang hanya dapat dilihat pun dirasakan oleh batin terdalam.Â
Terima kasih senja yang jingga. Bersama terbenamnya mentari aku semakin memahami. Ada tangan Tuhan yang membalut segala luka batin. Dalam maaf tanpa syarat akhirmya aku rela melepas segala kisah kita yang sudah tiada lagi.
Seperti senja di perbatasan hati, begitu pula kisah kita kini telah menemui akhirnya yang tak kentara.
...
Written by Ari Budiyanti
24 Oktober 2023
15-2.643