Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cemburu, Apakah Tandanya Cinta?

28 Oktober 2023   09:38 Diperbarui: 28 Oktober 2023   10:02 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendapati sang kawan sedang melamun, Sita senyum-senyum sendiri. Timbul niat isengnya pada sohib terdekatnya. Pelan-pelan didekatinya tanpa suara. Lalu ditutup kedua mata sohibnya sambil berbisik, "Cinta oh cinta membuatku melamun" dengan nada menyanyi yang alakadarnya.

Kaget, terkejut, dan heran itu yang dirasakan. Diam sejenak  mengambil nafas panjang dan melepaskannya perlahan sekedar usaha menahan amarah. Dia tahu benar ini perbuatan Sita.

"Sita apaan sih," Anggie menahan suaranya kecil agar tidak terdengar orang sekitarnya. 

Baca juga: Cemburu

"Kamu ngelamunin apa Nggi?" tanya Sita antusias. Anggie hanya menggeleng. 

"Kamu cemburu ya lihat kedekatan Kak Andi sama, ehm siapa nama temanmu itu?" 

"Ga ada, cemburu apaan sih." Anggi menyangkali praduga temannya yang sebenarnya benar juga. Tapi buat apa juga cemburu. Pacar aja bukan. Alasan apa yang membuatnya harus cemburu?

Entahlah. Batin Anggie. Teman harusnya tak begitu kan. Bagaimana bisa membuat temannya kesal dengan kedekatan yang tak seharusnya. Kesal tapi ditahan dalam hati. Cemburu? Entahlah. 

Tiba-tiba Anggie resah sendiri dan galau dengan perasaannya. Kenapa Sita bisa menebak dengan mudah, apa kelihatan sekali ya sikap pun perasaannya di depan sang sohib kata orang sih bestie gitu. 

Anggie sadar kalau itu tak benar. Tak boleh menyimpan cemburu pada kawan sendiri apalagi sampai menghindarinya. Hanya tak ingin bertengkar. Itu saja. Batin Anggie. Apalagi memutuskan pertemanan hanya karena perasaan tak jelas yang dirasakannya.

Jujur Anggie merasa sedang tidak nyaman aja sekarang  baik dengan Kak Andi ataupun kawan yang tak mau dia sebut nama ke Sita. Biarkan saja begitu. Kalau nanti masanya merasa baik lagi  kan berkawan lagi seperti biasanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun