Aku sedang memikirkan sesuatu di kepalaku kini. Sebuah tanya yang terus menerus memenuhi pikiran. Kala pagi, siang, sore, dan paling sering malam. Muncul begitu saja tanpa kurencanakan. Tak pula ada niatan menepisnya.Â
Kubiarkan saja. Kadang menitik tangis dalam beberapa bulir air mata saja. Namun tak jarang pula membanjir di pelupuk netra. Deras alirannya seolah sedang menumpuk rasa. Rasa rindu tak bertuan. Mungkin itu saja.Â
Kau tahu? Hadirmu menuansakan begitu banyak diksi. Melambungkan begitu banyak kata dalam untaian puisi rasa hati. Namun aku kembali bertanya. Adakah sisa rindu di hatimu sebenarnya? Atau tak pernah ada sedikitpun rindu itu dari awal.Â
Aku terdiam dalam renung yang terdalam. Rasa rindu terus menikam tajam bak belati berujung racun. Mencabik sepenuh hati yang mendamba sangat karena sudah terpenjara dalam pesona. Kemudian mau bagaimana lagi?
Hanya luka yang tak kunjung berhenti mengalirkan perih. Merah, biru, bahkan hingga pekat menghitam. Semua tak bisa dipungkiri. Sisa rindu yang ada terus saja menyiksa diri. Semoga dan hanya semoga kau mengerti ini.
.....
Written by Ari Budiyanti
10 September 2023
8-2.619