Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bicara pada Bintang

2 September 2023   22:43 Diperbarui: 3 September 2023   13:35 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via lifestyle.haluan.co

Di atas bumi yang kupijak aku mengatakan suatu pengamatanku. Kataku pada bumi bahwa mentari sudah tenggelam dan menyisakan gelap malam. Bumi tak menjawab hanya diam menutup suara.

Aku kembali dalam remang malam sendiri menatap angkasa. Kulihat bulan sedang bersinar. Kataku pada bulan betapa gelap bumi kini kehilangan cahaya mentari yang pudar sudah terangnya hingga menghilang.

Pun tiada jawab oleh rembulan yang masih anggun menyinari bumi seolah menggantikan mentari dari sudut tempat ku berdiri.

Mengapa juga bumi dan bulan hanya diam. Aku menatap sekali lagi ke angkasa dan berseru pada bintang yang sedang berkerlip paling benderang di antara kawan-kawannya. 

Namun belum selesai aku bicara, bintang itu sudah lebih dahulu berkata-kata padaku. "Kau mau membicarakan tentang bumi, bulan, dan matahari lagi?"

Aku terhenyak dalam renung yang tak kunjung berjeda. Bintang bahkan telah tahu apa yang akan kubilang. Apakah karena tak guna sebenarnya aku bicara? Tentang hal-hal yang sudah diketahui massa. 

Kembali sang bintang mengatakan padaku, "Simpan energimu untuk berkarya esok hari. Jangan melelapkan diri dengan berbagai hal yang sudah banyak orang ketahui. Karena itu hanya sia-sia. Kau tak akan mendapat jawab dari mereka."

Baca juga: Puisi | Bintang

Sebenarnya, apakah mereka hanya menjaga perasaanku agar tak terluka. Mereka memilih diam untuk memberikanku ruang merenung sendiri? Namun aku tak paham sampai bintang bicara padaku. 

Mungkin apa yang jelas bagi mereka nampak gelap di mata hatiku. Begitulah perbincangan malamku dengan semesta.

....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun