Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Maaf

26 Agustus 2023   21:37 Diperbarui: 27 Agustus 2023   08:30 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pixabay.com

Tak benar bila dendam harus tersalurkan dengan pembalasan. Bahkan kalau bisa dan tergantung kita, sebaiknya jangan ada pembalasan dendam. Sebisa diri menghiasi hati dengan maaf sehingga tak pernah ada kata dendam. 

Tak baik memendam rasa sakit dalam angkara seorang diri. Terkadang membagikannya pada orang lain ada kalanya membantu. Rasa kecewa pun amarah tak akan tersalurkan dalam kebencian apalagi dendam. Namun ada ampunan bagi mereka karena hati yang penuh kasih.

Maka, lupakanlah dendam. Melangkahlah dalam welas asih. Berjalanlah dalam iman yang kaurengkuh dengan kebahagiaan. Tiada setitik lara dan tempat untuk sebuah dendam. Yang ada hanya pengampunan karena cinta. 

Baca juga: Kata Maaf

Apakah kau mampu?

....

written by Ari Budiyanti

#PuisiHatiAriBudiyanti

26 Agustus 2023

25-2.608

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun