Di persimpangan jalan aku bernarasi dengan sepenuh hati tentang merananya hati yang dibandingkan karena usia. Seharusnya masih bisa karena kuat raga namun batas usia menghentikan laju langkah  yang tertata.
Kemudian diam menjadi sebuah cara mengutarakan kekesalan yang ada. Tak mau lagi berusaha namun terus mengumpat dalam hati. Meski di luar sana nampak hati yang menerima. Sesungguhnya tidak begitu mudah memadu dengan kebijakan rasa.Â
Sempurna! Amarah yang tiada muncul di permukaan diri. Terpendam dalam gejolak penuh harap akan menjadi muda lagi. Namun itu tak bisa. Usia terus bertambah melaju menua hingga keterbatasan raga tercipta.Â
Mungkin ya hanya mungkin segera sadar diri bawa sudah waktunya berganti dengan mereka yang lebih belia. Dalam ide dan tenaga serta daya cipta mungkin mereka lebih bisa. Unggul karena usia. Namun bijaksana, apakah ada di pandangan batin mereka?
Entahlah. Mungkin ini hanya sebuah renungan diri kala senja.
...Â
Written by Ari Budiyanti
13 Agustus 2023
21-2.595
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H