Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Kenangan Tentang Harapan Sahabat

7 Agustus 2023   23:23 Diperbarui: 7 Agustus 2023   23:29 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar intisari.grid.id

Di sebuah taman.

"Nggi, aku mau curhat," Sita duduk di sebelah Anggi dengan wajah ditekuk, sedih sekali.

Anggi yang sedang membaca buku puisi terbaru karya beberapa teman, menghentikan aktivitas membacanya. 

"Curhat aja, aku dengerin koq," Anggi menutup bukunya.

Terdemgar Sita kawannya menghela nafas perlahan. Ada sesak yang dia rasakan. 

"Aku sedih Nggi kalau teringat kenangan percakapan aku dan Kak Riri. Ingat kan sama Kak Riri?" Anggi mengangguk sambil juga mengenang Kak Riri yang dimaksudkan Sita, kawannya. 

"Kenangan yang mana?" tanya Anggi pada Sita.

"Kak Riri semasa hidupnya sudah sangat baik pada orang lain. Segala kelebihannya juga dia abdikan pada sesama. Rasanya tak kulihat celah keburukan sedikitpun padanya. She is like an angel. You know?" Sita memulai curhatnya.

"Aku suka sekali masakan yang dibuat Kak Riri bahkan kak Riri suka bagi-bagikan makanan yang dia masak pada anak-anak panti asuhan atau anak jalanan. Tak hanya itu, kadang ketika mereka datang karena membutuhkan keperluan lain selain makanan, Kak Riri juga mau membantu. Termasuk biaya sekolah beberapa anak, dia mau menanggungnya dengan sukarela."

Anggi mengangguk-angguk lagi sambil mendengarkan serius curhat Sita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun