Lalu Anggi juga memberi kabar pada kenalannya yang kerja di perpaketan.paket buku milik sahabatnya sudah ditemukan dan dikirimkan ke penerima dengan selamat. Waktunya terbilang lama.
Biasanya 1 hari saja paket diterima karena masih dekat  kota penerima. Tapi ini berlangsung selama 1 minggu. Wow. Pantas aja Sita sempat kalang kabut.
Telepon berdering lagi. "Nggi, tahu ga kalau paket ga ditemukan ya, aku harus beli buku yang sama lagi untuk kukirim. Tapi sayangnya Nggi pas stok buku habis. Makanya aku sempat kesal habis. Yang ada di pikiranku langsung telpon kamu deh."
Anggi mengangguk-angguk meski Sita tak bisa melihatnya karena mereka terpisah jauh. "Lain kali kirim paket lewat langgananku aja, tempat kenalanku kerja. Agar lebih terjamin." Anggi memberi saran pada Sita.
Anggi dan Sita menghabiskan waktu malam itu untuk bercerita lewat telpon. Mereka lega karena paket buku yang hilang telah ditemukan dan sampai ke tujuan dengan selamat.
....
Buku-buku banyak tidak dicetak ulang karena penerbit bingung mau jual di mana kalau banyak toko buku tutup. Â Paling mereka menjualnya door to door melalui akun medsos penulis dan penerbit. Iya atau menempatkannya jualan buku di market place yang banyak macamnya.
Anggi teringat cita-citanya. Kalau dia nantinya mau menggeluti dunia tulis menulis tentu saja dia mau karyanya dibukukan secara fisik. Namun perkembangan jaman membuat orang-orang lebjh suka membaca e-book.
Semoga ada jalan bagi para penulis dan penerbit buku di tengah persaingan bisnis buku yang seperrinya nampak makin meredup. Itu menurut pwngamatan Anggi. Tidak tahu ya ke depan bagaimana.
Anggi ingat pada sebuah toko buku besar di Surabaya yang dikemas layaknya sebuah rumah tinggal. Homy banget. Dulu Anggi betah di sana  untuk keliling cari buku dengan Sita. Namun sekarang mereka lebih sering menghabiskan waktu dengan membaca e-book. Meski sensasinya beda.
....
Writtwn by Ari Budiyanti
#CerpenAri.
31 Mei 2023
30-2.567