Bahagia. Lebih dari bahagia. Itu yang saya rasakan ketika mendapat kabar dari penerbit bahwa buku kumpulan cerpen Ari sudah selesai cetak dan tinggal dikirim. Buku ini diberi judul: Pria Tanpa Suara dan Putri Bunga. Apakah ada yang pensaran dengan judulnya? Atau menebak-nebak kisah di dalamnya?
Siapa itu Pria Tanpa Suara dan siapa pula Putri Bunga? Apakah ini buku bertema kerajaan antah berantah atau kerjaan di negara dongeng? Â Bukan, sama sekali bukan.Â
Buku ini berisi kumpulan cerpen yang saya pilih dari karya saya di Kompasiana. Ada banyak cerpen sudah saya tulis. Baru sekitar 25 cerpen yang saya bukukan. Saya berharap di kemudian hari akan ada buku-buku kumpulan cerpen karya saya yang lainnya.Â
Sebenarnya kisah-kisah yang saya bukukan di atas ada semua tertulis atau tayang di Kompasiana. Jadi seperti bagian buku yang bisa dibawa kemana-mana dalam HP atau laptop/komputer Anda. Asal ada paket internet ya.Â
Kembali ke Pria Tanpa Suara dan Putri Bunga di atas. Mereka berdua adalah dua sosok insan di masa kini dengan perbedaan kegemaran yang mencolok. Satu suka musik dan satu suka menulis puisi. Bunga menjadi pilihannya untuk back ground blog puisinya.Â
Karena jatuh cinta itu berjuta rasanya, seorang yang banyak bicara atau ramai bisa menjadi sosok yang tiba-tiba tanpa suara ketika memikirkan yang dia cintai, Putri Bunga si penulis puisi hati. Lalu apakah akhirnya cinta mereka bersatu?Â
Baca ya di buku cerpennya.Â
Tak hanya kisah tentang Pria Tanpa Suara dan Putri Bunga saja. Ada beberapa cerpen yang lainnya. Sebagian memang mengangkat tema musik dan puisi. Jadi di dalam buku cerpen tersebut ada pula puisi-puisi yang saya buat. Khusus untuk melengkapi cerpen tersebut.Â
Cerpen lainnya adalah tentang kisah masa kecil, kisah persaudaraan kakak dan adik yang penuh kasih dan saling menjaga. Ada juga kisah persahabatan antara Anggi dan  Vira yang sekuelnya sempat saya tulis sedikit pada tulisan cerpen saya kemaren.