Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.992 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 1-12-2024 dengan 2.384 highlights, 17 headlines, 112.227 poin, 1.131 followers, dan 1.311 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seribu Mentari

5 Maret 2023   09:55 Diperbarui: 5 Maret 2023   09:56 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pixabay.com

Hujan lagi dan lagi
Bumi menjadi basah
Bahkan kadang melimpah ruah
Tak ada tempat menampung bahkan sungai

Tak mampu lagi menjadi tempat pelarian mereka
Mengapa dan mengapa
Tak jua menanam pohon besar
Malah menebaninya dengan kasar

Perubahan ekstrim cuaca terjadi
Siapa lagi yang terganggu
Bukankah manusia
Kita dan kita juga

Kadang aku pikir
Jika satu mentari saja tak cukup menerangi
Mengusir hujan pun tak mampu
Apalagi alasan yang pasti
Tak lain ulah kita sendiri
Penghuni bumi

Baca juga: Seribu Kata

Nestapa langkah rasa
Seribu mentari pun tak mungkin cukup
Bila kita masih sama bersikap demikian
Tanpa cinta sejati pada bumi
Dunia makin menuju kehancurannya
Dan kita yang menerima akibatnya
Saat semesta bergejolak marah
Alam tak lagi mau bersahabat pada insan dunia

Kau, aku, dan kita
Penanggung jawab atas alam semesta
Mari bersama bahu membahu
Mencintai bumi dengan cara sejati
Menanam pohon meski satu
Di tempat kita berada

....
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
5 Maret 2023

5-2.489

Baca juga: Menangkup Mentari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Menangkap Mentari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun