Racun yang menyelinap memasuki diksi-diksi
Hingga bait-bait puisi tiada lagi
Hanya karena memasukan luka dalam hati dan menjadi penat
Mengapa begitu saja
Bukankah menerima adalah sebuah kunci
Perbedaan bisa saja melanda pertiwi
Bahkan hingga ke dunia nan jauh di ujung sana
Biarlah mereka bicara
Biarlah ada banyak kata-kata
Jangan membuatku berhenti menuansakan rasa
Dalam jalinan nada-nada bermakna
Mungkin hanya aku yang sedang lelah
Atau mereka bukan membicarakanku
Bisa juga mereka hanya ingin menyampaikan pendapat, sudahlah
Tak perlu kuberi ijin menyayat hati sampai terluka kalbu
Hingga senja ini ku dapat penyemangat diri
Sebuah apresiasi untuk karya seni
Bahwa puisi-puisiku telah terpatri
Dalam lembutnya lembar demi lembar buku meski tipis namun berisi
Penuh ungkapan rasa
Pada alam, sahabat, dan keluarga
Merekalah yang setia
Ada di sisi untuk memberi apresiasi setulus jiwa
...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
9 Februari 2023
7-2.469
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H