Sesaat aku memejamkan mata
Dan ada dirimu
Aku menggelengkan kepala
Bagaimana bisa ada kamu
Aku sering membenci malam
Hadirmu sungguh memaku anganku
Seolah tak mau beralih dari situ
Sungguh telah menjadi rindu dendam
Kapankah pertemuan membawa kelegaan
Jika tutur kata telah menyibak rasa
Betapa bahagia kebersamaan jika ada
Kau dan aku menyatu menentang kegelapan
Bukan tentang gelapnya rasa
Namun semua norma yang kita tahu
Terkadang rasa datang tiba-tiba
Memberi berjuta getaran mengoyak rindu
Aku yang sering tak tahu
Hadirmu tak mengenal waktu
Selalu ada di pagi, siang, petang, dan malam
Kala mataku terpejam
Aku masih juga membina rindu padamu
Ah seaadainya kau pun begitu
...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
19 Desember 2022
27-2.405
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H