Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sejuta Pesona Bunga di Taman Hatiku

9 Oktober 2022   11:49 Diperbarui: 9 Oktober 2022   12:10 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri di Taman bunga Begonia

Sedangku termenung menatap penuh rindu pada bunga-bungaku yang sedang bermekaran indah, tetiba aku dikejutkan oleh kehadiran dua wanita hebat. Satu wanita inspiratif, bu Ester pemilik resep donat yang sedang hits itu, bahkan jadi rebutan banyak ratu dan raja. Satunya lagi wanita ceria nan baik hati, si peri gigi mbak Dewi.

Lama memang kami tak bersua, kusambutlah mereka masing-masing dengan sepiring mie goreng khas taman bungaku. Mie goreng bunga Wijaya Kusuma, iya untuk kesehatan mereka. Menambah energi yang spertinya terkuras habis. Karena nampaknya mereka sedang kelelahan sekali.

Dokpri
Dokpri
Apakah dikejar-kejar kupu-kupu di tamanku atau malah habis mengejar-ngejar kupu-kupu cantik di bebungaanku? Ternyata tidak, menurut kisah yang kudengar, mereka menghindar kejaran karena resep ngehit donat itu yang katanya rahasia.

Selesai makan mie goreng Wijaya Kusuma mereka pamitan dan menghilang begitu saja. Wah, koq aku jadi sedih. Ditinggal begitu saja. Tapi sudahlah, mungkin sudah nasibku saat ini hanya ditemani bunga-bunga dan kupu-kupu di tamanku. Mereka tidak pernah pergi meninggalkanku.

Setidaknya bu Ester dan mbak Dewi sudah bersedia mengunjungi tamanku meski sejenak. Mereka sepertinya sangat sibuk.

Ah sudahlah tak guna juga menyesali kesendirian ini. Aku hanya menatap lagi bunga-bunga indah yang sesekali jadi rebutan kupu-kupu.

Lalu tiba-tiba hati ini ingin membuat serantang puisi. Keindahan alam di hadapanku memberiku inspirasi indah berpuisi. Dan tetiba aku teringat seorang rimbawati cantik yang kudengar juga suka sekali berpuisi. Wah sama denganku.

Rimbawati itu akan kuundang juga melalui puisi-puisiku agar segera mengunjungi pula taman bunga penuh cinta. Mungkin jika aku dan rimbawati ini bersama menikmati bunga-bunga di taman, akan tercipta berantang-rantang puisi.

Ini puisi undanganku untuk rimbawati cantik yang juga penyayang anak-anak, mbak Dinni:

Serantang puisi untuk bersama dinikmati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun