Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Anak Nasional dan Caraku Mengasihi Mereka

23 Juli 2022   07:57 Diperbarui: 23 Juli 2022   22:20 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi artikel dari kompas.com

Hari ini tanggal 23 Juli 2022 adalah peringatan hari Anak Nasional. Anak-anak di Indonesia, di mana pun berada, di pelosok desa hingga kota besar, dari belantara hingga pusat pemerintahan, mereka berharga.

Anak-anak perlu dikasihi dan dimulai dengan penerimaan. Ini cara saya.

Penerimaan kondisi anak-anak apapun kondisi mereka saat dipertemukan dengan saya. Itu usaha pertama saya dalam mengasihi mereka. Anak-anak dalam usianya yang masih belia perlu sangat banyak didikan dari kita.

Bukan mereka tidak pandai, hanya keterbatasan pengetahuan di usia mereka. Pengetahuan dalam banyak hal. Tak hanya ilmu semata namun juga tata krama dalam etika kehidupan bersama.

Itulah fungsi keberadaan kita sebagai orang dewasa, harus bisa mengajar mereka berbagai hal untuk membuat mereka mengerti banyak hal juga. Berwawasan luas dan berbudi luhur.

Tentu saja kita yang merasa jauh lebih dewasa dari anak-anak juga harus rendah hati mau belajar dari mereka. Anak-anak sering mengajarkan ketulusan, kemurnian, dan kejujuran dalam kehidupan. Indah bukan?

Bagaimana dengan anak yang spesial atau berkebutuhan khusus. Harus saya akui pemahaman saya sangat minim mengenai hal ini. Ada beberapa buku yang saya baca berkaitan dengan anak-anak berkebutuhan khusus namun itu tak pernah cukup.

Dokpri
Dokpri
Relasi dengan mereka dalam kehidupan nyata mengajarkan lebih banyak arti penerimaan keberadaan mereka. Saya tak bisa memungkiri dalam beberapa hal masih belum berhasil mengajar mereka dengan baik.

Mengajar itu tak harus dalam pendidikan dalam sekolah resmi. Keseharian saya bersama anak-anak pun bisa menjadi media belajar mengajar. Itu bagi saya. Hingga saat ini ada satu anak kecil usia SD berkebutuhan khusus yang cukup dekat dengan saya.

Meski tentu saja kebersamaan kami tidak banyak karena hanya di waktu tertentu saja sepulang sekolah. Relasi dengannya memberi saya banyak pelajaran tentang mengasihi tanpa syarat termasuk di dalamnya ada makna tanpa pamrih.

Pada artikel sebelumnya saya menuliskan kebaikan dalam senyuman dan sapaan. Baca di sini. Selain saya praktekan pada murid saya, juga saya berikan pada anak spesial yang cukup dekat dengan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun