Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebaikan dalam Senyuman dan Sapaan

22 Juli 2022   19:44 Diperbarui: 23 Juli 2022   07:12 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi artikel : pixabay.com

Setiap pagi saya tak hanya menyapa murid-murid dengan bahagia dan penuh kasih. Ada keyakinan dalam diri saya kalau mereka adalah anak-anak yang menjadi buah hati orang tuanya, kesayangan ayah dan ibunya, harapan keluarga, ada pula tersimpan tugas sebagai penerus bangsa. 

Itulah cara saya memandang tiap siswa yang belajar bersama saya di kelas. 

Pandemi memang sempat memberi banyak sekali batasan dalam relasi antara guru dan murid secara tatap muka. Meski demikian di sekolah tempat saya mengajar, guru dan siswa masih bisa bersua melalui perjumpaan daring. 

Dengan cara mengajar online ini anak-anak masih bisa melihat senyuman saya saat menyapa mereka dengan bahagia. Iya karena saya mengajar dari rumah, saya tidak perlu menggunakan masker. Anak-anak juga belajar dari rumah masing-masing. Kami belajar menggunakan aplikasi zoom.

Saya bahkan masih ingat saat ada seorang ibu, wali murid mengatakan pada saya, keceriaan saya dalam mengajar ternyata dirindukan oleh murid kecil saya, ya anaknya. Saya bersyukur karena boleh tahu fakta ini. 

Kita tidak pernah sadari kebahagiaan dan kebaikan yang bisa kita tebarkan melalui senyuman dan sapaan tulus pada orang lain. Begitu juga pada murid-murid saya. 

Sekarang setelah sekolah membuka lagi kesempatan belajar tatap muka, tentu saja dengan menerapkan prokes yang ketat, maka senyuman dan sapaan pada anak-anak di kelas juga akan berdampak positif pada mereka.

Tularkan keceriaan dan kebahgiaan kita kepada murid-murid kita dengan cara sederhana. Senyum dan sapa. Apakah bisa? 

Energi positif akan kita tebarkan di sekolah pada mereka. Kebaikan yang nampak sederhana tapi memiliki makna yang luar biasa bagi hati yang menerimanya. 

Jika bisa tersenyum hari ini, tersenyumlah dan jangan menahannya dalam hati saja. Jika bisa menyapa dengan ramah hari ini, maka sapalah, jangan menundanya esok hari atau lusa. Kesempatan tak selalu datang untuk kedua kalinya. 

Berbuat baiklah selagi bisa dan nafas masih mengiringi langkah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun