Semua aksara yang menari
Terkumpul di kepala sejak tadi
Sungguh kini telah terurai
Tentang sebuah taman di halaman rumah yang tertinggal
Atau mekarnya bunga-bunga wijaya kusuma yang terlupa
Pun pohon kelengkeng dengan banyak sarang burung yang menyanyi merdu
Juga sambutan kupu-kupu yang menari riang
Hilang dalam sekejap buaian kalimat-kalimat penenang
Menguap bersama kepergian diri tanpa penanda
Tarian kata pun tiada lagi
Hanya karena satu keadaan paripurna kehidupan
Dan diksi-diksi dalam puisi itu telah berlalu
Dia tak bisa memilih lagi setiap kata yang menari sendu
...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
#PuisiBaruAri
8 Mei 2022
6-2.154
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H