Menatap sebatang coklat penuh hasrat
Ingin memiliki untuk diri sendiri
Rasanya mungkin akan lebih nikmat
Namun ada di sana tangan yang mencari makanan
Tong sampah dikorak-korek siapa tahu ada sisa
Sekedar mencari pengganjal perut yang lapar tersiksa
Memaksa menari di tengah terik tanpa awan
Mengapa tangan tak jadi terulurkan
Ketika sadar ada yang lebih membutuhkan
Sebatang coklat itu sebenarnya bisa menjadi sebuah pemberian
Untuk insan yang sedang kelaparan
Tetiba sebuah dorongan kecil menerpa badan
Sebatang coklat yang kupegang melayang
Jatuh ke selokan
Berair penuh menelan habis tanpa sisa
Sebatang coklat yang urung kuberikan
Tetiba hilang pula dari genggaman
Tak seorang bisa memakan
Terbuang sudah di kekelaman
Hati yang menahan diri melakukan kebaikan
Menerima penghukuman setimpal pada masa bersamaan
Akhirnya sama-sama merasa lapar
Dari sebatang coklat aku belajar
...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
#PuisiBaruAri
26 Maret 2022
55-2.107
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H