Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lomba Menulis (Bagian 3: Cerbung Rindu Terlarang)

20 Maret 2022   15:26 Diperbarui: 27 Maret 2022   14:31 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: pixabay.com

*Sebelumnya*

Sebuah pesan masuk dari Sita membuyarkan lamunannya. "Nggi, ikutan ini gih. Ada lomba menulis karya fiksi dan non fiksi. Baca deh info lengkapnya di link yang kukirim."

Begitu pesan Sita disertai sebuah tautan info lomba. Dengan malas akupun membaca link tersebut. Tulis 50 karya fiksi dan non fiksi bertema kebahagiaan selama 1 minggu. Maksudnya apa diminta menulis selama 7 hari sebanyak 50 karya begitu? Mana bisa. Susah amat lombanya.

Pemenangnya akan mendapat sertifikat keikutsertaan dalam lomba dan tulisan yang terpilih diikutkan dalam buku bersama berjudul: Kumpulan Kisah Kebahagiaan. Tidak ada kewajiban membeli buku hasil kerya bersama. Tidak dipungut biaya pendaftaran.

"Susah lombanya Sita. Masak 7 hari menulis 50 karya sih. Berat!", jawabku lewat pesan teks. Dalam hati, aku berterima kasih pada Sita atas usahanya tetap memotivasiku menulis meski perih sedang melanda hati.

"Bukan Nggi, maksudnya masa lomba hanya 7 hari dan akan dipilih 50 karya terbaik. Karya pemenang atau terpilih akan diterbitkan bersama dalam sebuah buku K3 itu. Kumpulan Kisah Kebahagaiaan. Coba baca dengan teliti. Ikut ya?"

Anggi cepat sekali membalas pesanku tadi. Aku diam saja. Masih berpikir. Aku memang sempat ingin berhenti menulis tapi perenunganku di taman bunga Minggu pagi tadi membuatku berpikir ulang.

"Iya, nanti aku coba. Kamu ikut juga ya?" aku membalas pesan Anggi dengan malas dan asal saja.

"What?!!!"

Begitu saja balasan berikutnya dari Sita. Aku tersenyum geli membacanya. Sita memang paling malas kalau kuajak mencoba menuangkan idenya dalam tulisan. Dia selalu saja memberikan alasan yang masuk akal dan berakhir dengan debat seru ala kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun