Kintamani...
kala pagi menerpa
mendirikan kemahnya di ujung dunia,
Aku terjaga!
sesaat ditempa
teduh senyum gadis manis...
lihai menerawang ragaku
dan sungging bibir menyapa
Kintamani...
anggun kilau mentari
menelusup dibelah waktu
buah rahim rindu semalam
Engkaukah itu.....
Kintamaniku?
berdiri melawat angin
menyapa penuh jenaka
bertatah riuh pesona jelita sang juwita
Kintamani...
di sana peluh rindumu
meluruh sukma
tanpa ragu
Tengok Panelokan; gunung,
genangan luas menakjubkan
Lenyap sudah penat raga
peluh ragu
juga rindu kepadamu
Mata peluk bulan sabit biru
Danau Batur nan elok
Kintamani selalu memanggilku kembali untuk terus berkarya dalam larik-larik puisi
....
Penulis: Ari, Ayu, Pak Budi
....
Saya terinspirasi foto yang diunggah Pak I Ketut Suweca beberapa hari lalu dalam salah satu group penulis. Kemudian ada 2 rekan kompasianer yang berkenan menyambung tulisan saya tersebut.
Semoga pada hari-hari saya selanjutnya, bisa menikmati setiap kesempatan saya untuk menulis setidaknya sampai 2.000 tulisan di Kompasiana. Ini salah satu harapan saya untuk bisa dipenuhi dan diusahakan tercapai.