Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penghijauan di Halaman Rumah

18 September 2021   22:08 Diperbarui: 25 September 2021   07:34 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini sebuah kisah tentang apa kata tetangga pun banyak orang yang lewat depan rumah. Mengapakah menghabiskan semua bagian halaman depan dengan tanaman bunga pun pepohonan hijau yang penuh kesegaran merekah. 

Lokasi baik untuk pertokoan mengapa tak jua didirikan bangunan. Pasar yang menjanjikan bersebelahan bukankah ini sebuah impian?

Tidak buat kami para insan penghuni. Sedari dulu telah diputuskan. Bahwa ini adalah rumah tinggal untuk kenyamanan. Udara sejuk yang coba dihasilkan bagi diri. 

Tahukan tingkat pencemaran udara di lingkungan sekitar? Ketika lalu lalang aneka jenis kendaraan. Bukan dengan ikut menambahkan polusi udara pun suara namun memilih menyediakan. Tempat bernaung serangga kecil dan burung-burung liar.

Dokpri
Dokpri

Menyediakan makanan bagi kupu-kupu dan lebah. Melalui bunga-bunga yang ditanam hingga mekar berseri. Memberi ruang bagi rumput-rumput dan pepohonan tumbuh. Hingga oksigen bisa dihasilkan penuh. 

Kamboja Jepang merah muda, melati putih nan lentik. Mawar merah marun bersanding bunga pukul empat kuning cerah. Semua di pandangan mata sungguh menarik. Membuat hati ikut bahagia nan melimpah. 

Itu adalah sebuah kisah sederhana. Peduli lingkungan mulai dari keluarga. Bahwa tak semata mengejar materi. Lalu melupakan kelestarian semesta.

Dokpri
Dokpri

....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun