Hari ini entah mengapa tanaman tomat menjadi tren pembicaraan kami di Kompasiana. Berawal dari artikel berkategori humor yang ditulis oleh Pak Felix. Namun sebenarnya artikel tersebut memberi manfaat bagi para pencinta tanaman tomat. Anda bisa baca di sini.
Kemudian berlanjut dengan puisi inspirasi dari tanaman tomat yang diunggah oleh akun Inspirasiana. Puisi bisa dibaca di sini.
Sekarang saya lanjutkan dengan kisah tanaman tomat yang memberi semangat. Mau tahu di bagian apa semangat diberikan oleh kisah berkebun menanam tomat? Begini ceritanya.
Salah satu tanaman yang saya pilih adalah tomat. Saya tidak menemukan bibit tomat yang dijual di toko pertanian terdekat. Karena itu saya memutuskan mengambil tomat yang sudah tidak layak makan (jelang busuk) untuk saya tanam. Artinya semacam dibuang sayang.
Ada sedih melanda hati ketika tomat saya berbunga dan layu. Ternyata terkena penyakit mati pucuk. Sedih pun gundah gulana. Menanam tomat tapi tidak menikmati hasilnya. Pikir saya seperti usaha yang sia-sia.Â
Namun rasanya memusnahkan dengan paksa tanaman tomat yang saya rawat dari biji, sungguh tak rela. Meskipun saran diberikan oleh pakar pertanian berdasarkan pengalaman pun dilengkapi data-data, hati ini masih merasa enggan mengikuti.
Saya melihat ada tandatanda bahagia. Bukan hanya satu buah tomat yang akhirmya muncul. Saya hitung ada sekitar 12 buah. Lebih banyak dari yang saya harapkan.
Bahagia tersendiri saya rasakan, semangat juga bertambah. Ada hasil yang saya peroleh langsung dari berkebun. Syukur kepada Tuhan. Saya berharap buah-buah tomat ini bisa semakin besar dan sampai masak.
Ketika kita menjalani kegemaran atau hobi yang positif dengan setulus hati, semoga bisa menikmati kebahagiaan yang hakiki. Menikmati proses sebelum menikmati hasil akhir, menjadi bagian indah dalam menjalani hobi berkebun.