Kemaren pada artikel ke-1571 yang berupa puisi, saya mendapati ada penyematan label pilihan. Ini berarti saya sudah mendapat 1.100 label pilihan editor dari total keseluruhan tulisan saya di Kompasiana. Saya sekarang sudah lelah.
Ada banyak kisah sendu, ceria bersama Kompasiana dalam perjalanan selama 2 tahun 6 bulan lewat 6 hari. Berbagai pencapaian saya dapat dalam berliterasi di sini.
Saya mendapat banyak semangat, apresiasi karya, piagam penghargaan guru mengajar di Kompasiana periode Februari, pernah menang aneka event di Kompasiana, dapat K-Rewards, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Jika teman-teman kompasianer baru ada kesempatan buka-buka profile saya, artikel yang pernah saya tulis ada beragam. Mungkin sebagian besar hanya mengenal saya sebagai seorang fiksianer yang idenya meluncur terus setiap hari.
Namun sebenarnya banyak sekali artikel-artikel lainnya yang saya tulis berkaitan literasi, edukasi, travel, kisah berwisata, lingkungan, hiburan berkaitan dengan musik dan film, pun ada artikel-artikel tentang program pemerintah.
Misalnya program e-filling dalam hal perpajakan, program bagi-bagi bibit gratis dari KLHK, cara membuat kartu perpusnas secara online, dan beberapa  program lainnya.
Program transportasi umum juga banyak saya bahas di Kompasiana. Mulai dari Trans Jakarta, City Tour Jakarta Bus, Trans Jogja, program Suroboyo Bus, MRT, LRT, dan lain-lain. Silakan berkelana di artikel saya jika berkenan.
Meski dengan 1571 kisah yang terangkum dalam tulisan saya, ternyata admin Kompasiana hanya berkenan memberi saya sematan label artikel utama hanya pada 13 karya saja. Jujur saya sedih dan sudah permah saya tuangkan di karya ke-1551.
Hari itu saya sungguh sangat ingin berhenti menulis di sini. Namun banyak support yang saya terima dari rekan-rekan Kompasianer. Baik melalui pesan pribadi maupun vote dan komentar di artikel ke-1551 tersebut.
Saya masih bisa bertahan menulis puisi di sini hingga karya ke 1571. Berarti ada 20 karya baru yang saya torehkan. Dan hari ini saya mengakui sudah lelah.
Jika nanti teman-teman masih bertemu lagi dengan karya saya di Kompasiana, mungkin lelah itu telah menepi dan pergi. Namun jika Anda tak menemukan lagi tulisan saya di sini, berarti lelah saya masih bercokol manis di hati.