Aku tersenyum simpul membaca larik-larik puisi yang kautuliskan dengan indahnya
Seolah aku tak ada kesempatam menyejajarkan langkahku denganmu
Kau berjalan begitu cepat dengan rangkaian aksara yang melantun manis dan menyentuh hati para pembaca
Sementara aku hanya bisa terdiam mengagumi dalam bait-bait puisiku yang sederhana itu
Tak bisa kupungkiri aku merasakan setiap tetes rindu yang berjatuhan dari kata demi kata
Juga sederet musik nurani penuh keinginan bertemu entah siapa yang tak kutahu meski kuharap itu aku
Dibalik puisi-puisimu yang menyentuh setiap rasa
Aku mendapati ada segenggam pilu nan tersembunyi rapi dalam genggaman nuranimu
Hai Pujangga yang sedang merindu entah siapa
Aku hanya bisa menaikkan doa-doa mengiringimu
Agar ada banyak penghiburan memenuhi jiwa
Bila memang sesak itu tak tertahankan maka tuangkan dalam bait-bait sendu
Tak perlu merasa malu pada nyatanya rasamu
Jika memang kepedihan sedang menyelimuti pikiran dan ingatan
Kenangan yang manis tidak selalu memberikan penghiburan
Namun bait-bait puisi mampu melepaskan segala penat karena rindu
Aku bisa merasakan kau sedang menjadikan puisi-puisimu sebagai tirai rindu
...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
15 Februari 2021
Artikel ke 1348
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H