Hai kamu
Apakah sedang membiru
Ataukah kelabu
Ah aku tak tahu
Sendu itu terbaca mata batinku
Dalam semburat senyum yang terpaksa
Aku merasakan pilu yang bertalu
Meski tiada terucap dalam sepatah kata
Aku kembali mencoba menyelami sanubari
Yang sepertinya sedang tertusuk duri
Air mata itu menetes namun tersembunyi
Hanya terlihat oleh nurani yang murni
Kau tahu aku selalu mendekapmu dalam lantunan doa
Bahwa sesungguhnya aku pun ikut terluka
Terbawa dalam lantunan nada sendu
Meski itu semua hanya dalam anganku
Seolah aku ingin melanjutkan sebuah perbincangan
Yang sesungguhnya hanya terjadi dalam lamunan
Sembari menatap ceria wajahmu di kejauhan
Tanpa ingin diketahui siapapun tentang batinmu dalam pergumulan
...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
20 Januari 2021
Artikel ke 1281
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H