Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Koleksi Tanaman Hias Kesayanganku, Manakah yang Akan Menjadi Tren Tanaman Hias 2021?

14 Januari 2021   16:41 Diperbarui: 14 Januari 2021   16:57 1772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tanaman hias 2021, apa yang ada dalam pikiran saya ketika membaca tema tersebut. Mengapakah tanaman hias harus dilabeli dengan tahun? Tidak bisakah hanya berhenti pada kata tanaman hias saja? Mungkinkah karena fenomena tren tanaman hias yang berubah-rubah di setiap tahun, sehingga ada pula sebutan tanaman hias 2021.

Bagi saya pribadi, sebagai pencinta tanaman, saya tidak menanam tanaman hias hanya karena mengikuti tren belaka. Maksud saya, jika tanaman hias tertentu menjadi tren, saya tidak akan berusaha mengejar untuk punya dan mengoleksinya. 

Saya menanam tanaman hias yang beraneka macam. Mulai dari jenis tanaman hias daun saja, berbagai jenis kaktus, hingga tanaman hias sampai yang berbunga. Karena pada dasarnya saya menyukai mereka semua. Sepertinya mereka, tanaman hias yang saya tanam, juga menyukai saya. Hehe.

Beberapa koleksi tanaman hias daun milik saya di rumah adalah sebagai berikut:

1. Samiya

Tanaman Samiya di halaman depan rumah. Dokpri
Tanaman Samiya di halaman depan rumah. Dokpri
Ada beberapa tanaman samiya yang ditanam di pot. Ada juga yang saya tanam di tanah langsung di halaman depan rumah. Daunnya tebal dan berbentuk bulat sepeeti telur. Warnanya hijau dan mengkilat. Permukaan daun licin. Nampak lebih indah saat basah karena tetesan air hujan atau setelah saya sirami. Segar memesona. 

2. Gelombang Cinta

Tanaman gelombang cinta di halaman depan rumah. Dokpri
Tanaman gelombang cinta di halaman depan rumah. Dokpri
Ada beberapa tanaman gelombang cinta yang saya punya di rumah. Awalnya memang koleksi kakak ipar saya. Waktu itu sedang booming atau tren tanaman ini. Harganya selangit. 

Kakak saya menanam beberapa pot. Sekarang masih ada banyak koleksinya di rumah Ibu. Bahkan ada yang sudah sangat besar.

Dokpri gelombang cinta koleksi di halaman depan rumah
Dokpri gelombang cinta koleksi di halaman depan rumah
Tanaman ini cukup kuat, mampu bertahan meski sempat beberapa hari terendam banjir sebagian tanamannya. 

Perbanyakannya juga mudah, dari biji yang telah tua berwarna merah, tinggal ditanam saja dengan media tanah yang sudah dicampur pupuk. Sayangnya tanaman ini sudah habis waktu trennya di kalangan para pencinta tanaman hias. 

Berkebun itu menyenangkan jika kita sudah menemukan cara menikmatinya. Percayalah.

3. Agave

Koleksi agave di halaman depan rumah. Dokpri
Koleksi agave di halaman depan rumah. Dokpri
Berikutnya adalah agave. Tanaman ini mempunyai daun seperti pedang tajam. Daunya cukup tebal. Bagian ujung lancip atau runcing berduri dan keras. Berbahaya jika anak kecil bermain di dekatnya. Daunnya juga mempunyai tepian bergerigi tajam. 

Kalau tidak hati-hati saat berkebun, tanaman ini bisa melukai jari. Berkebun juga harus hati-hati. Tapi secara keseluruhan, tanaman ini namoak indah dan megah. Saya juga suka

Serumpun Agave di halaman depan rumah. Dokpri
Serumpun Agave di halaman depan rumah. Dokpri
Cara berkembang biaknya dengan tunas. Akan muncul tanaman kecil di bagian bawah tanaman induk. Kalau sudah besar, akan membentuk seperti rumpun tanaman agave. Daun-daunnya juga tertata rapi. Indah karya Sang Designer Alam, Pencipta semesta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun