Hai Diary
Kemaren aku sangat lelah dan sibuk. Aku tidak sempat menyapamu di sini. Hari ini aku menulis diary lagi. Tidak apa ya kalau tidak tiap hari.
Aku sebenarnya dari kemarin ingin sekali berbagi berita bahagia denganmu Diary. Aku senang sekali waktu mendapat kabar paket bukuku sudah datang. Lalu segera kuambil dan kubuka.Â
Isinya, kamu mau tahu atau tidak, Diary?Â
Buku pertamaku. Lebih tepatnya, ini buku solo pertamaku. Judul bukunya: Jejak Literasi Ari Budiyanti. Senangnya bukan kepalang.
Jadi ceritanya begini Diary. Tahun lalu sekitar jelang Desember, salah satu sahabat Kompasianer yang sangat kondang di jagat literasi, bu Anis Hidayatie menghubungiku.
Bu Anis ingin memberiku hadiah manis di bulan Desember 2020. Bulan yang penuh kebahagiaan untukku. Hadiahnya adalah menerbitkan tulisan-tulisanku di Kompasiana. Aku diminta memilih. Artikel mana yang ingin dibukukan.Â
Bu Anis tahu benar kalau aku sangat ingin menerbitkan buku namun berbagai alasan membuatku menundanya. Bagai gayung bersambut, akupun memilih artikel-artikelku untuk dibukukan.
Bu Anis Hidayatie sangat menginspirasi. Hadiah Natal ini menjadi kenang-kenangan yang bernilai abadi. Akan terkenang sepanjang jaman.Â
Kamu setuju kan Diary? Buatku, ini pencapaian baru di tahun 2020. Lebih dari bahagia. Selain karena kebaikan dan kemurahan hati bu Anis, ini adalah moment langka anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan baik banget ya sama aku, Diary.Â
Kamu mau kasih aku selamat juga Diary? Hehe.Â