Berkebun, itu hobi saya. Kegiatan berguna bagi kesehatan. Liburan menjadi kesempatan saya untuk kembali menekuni hobi ini dengan serius. Selain melakukan kegiatan sesuai hobi, saya juga sekaligus mengembangkan sikap cinta lingkungan.
Halaman depan rumah Ibu memang sudah kebanjiran sampai dua kali berturut-turut di akhir tahun ini. Bagaimana koleksi tanaman kami? Banyak yang mati. Sangat banyak! Sedih? Pasti! Tapi tak boleh larut dalam kesedihan.
Demikian juga banjir bandang yang masuk ke rumah kami di kampung area Cilacap, Jawa Tengah. Tanaman di halaman rumah banyak yang terendam selama beberapa hari. Sebagian besar tanaman mati. Sampah sisa tanaman juga banyak.
Kami berusaha memperbaiki kerusakan yang ada di halaman rumah. Kakak saya dan dua keponakan mencoba menanam ulang beberapa tanaman yang masih terselamatkan. Ada anggrek, wijaya kusuma, kaktus, tanaman gelombang cinta, dan lain-lain
Kakak perempuan saya, Mbak Deasi memang sudah menyukai berkebun sejak masa mudanya. Sekarang banyak pot-pot tanaman baru di rumah.
Beberapa tanaman baru yang ditanam adalah keladi hias beberapa warna daun dan tanaman krokot. Tanaman krokot ini berbunga cantik nama kerennya adalah sutra bombay. Tanaman ini mudah tumbuh dan berkembang biak.
Saya juga mendapati tanaman markisa tumbuh subur dan berbuah lebat. Termasuk tanaman yang bertahan dari banjir. Sayangnya tanaman ini merambat ke pohon cemara kami. Akhirnya cemara kami tak mendapat cukup cahaya matahari dan daun-daunnya layu.
Besok, rencananya saya akan memangkas tanaman markisa ini. Tapi sebelumnya perlu diabadikan keberadaannya. Saya mengambil gambar rimbunnya tanaman markisa pagi ini.
Selain tanaman markisa, saya mendapati tanaman srikaya yang berbuah manis juga sudah berbuah. Uniknya, tanaman ini tumbuh sendiri. Saya membiarkannya tumbuh di halaman depan rumah.Â
Saya tidak mencabutnya ketika melihat tanaman ini masih muda. Saya sudah mengenalinya dari bentuk daunnya. Almarhum bapak saya yang mengajari kami tentang tanaman ini.